TOBATNYA SI
BADUNG
KaryaAmaliaRachim
Penokohan:
1.
Rizky
2. Bu Inah (Ibu Rizky)
3. Bayu
4. Ady
5. Mitha
6. Vita
7. Vito
8. Pak Budi (Kepala Sekolah)
9. Pak Amin (Ayah Bayu)
10. Dokter
Pagi
hari seperti biasa sebelum berangkat sekolah Rizky meminta uang saku kepada
ibunya.
Rizky :
”Bu ! Ibu ! Minta uang saku !” (dengan suara kerasnya)
Ibu :
“Iya nak sebentar.” (sambil membuat adonan kue)
Rizky : “Cepetan bu jangan lama-lama aku sudah
terlambat sekolah !!”
(membentak ibunya)
Ibu : “Iya nak sebentar, ibu sedang membuat
kue untuk jualan nanti.”
Rizky
yang sudah tidak sabar langsung menghampiri ibunya yang sedang membuat kue di
dapur.
Rizky : “Cepetan mana
uang sakunya, aku sudah terlambat !” (menyodorkan
tangan ke ibunya)
Ibu : “Ini nak.” (mengeluarkan uang
sepuluh ribu)
Rizky : “Apa-apaan ini cuma sepuluh ribu,
kurangbu !” (membentak ibunya)
Ibu :
Uang ibu hanya segitu nak, seharusnya kamu bersyukur ibu masih
bisa memberi uang saku meskipun sedikit.”
Rizky :
“Alah tidak usah ceramah bu, aku bosan mendengarkannya !!”
(membentak
ibu kemudian pergi meninggalkannya)
Sesampainya
di sekolah, Rizky dan Bayu berdiri di depan kelas untuk menjahili
teman-temannya.
Rizky : (menyelonjorkan kaki di depan pintu kelas)
Ady :
(terjatuh) “Aduh, kamu sengaja menjegal kakiku !”
Rizky : “Kalau iya kenapa? Berani kamu !” (nada membentak)
Ady : “Enggak kok, tapi kenapa kamujahilin aku?”
Rizky : “Terserah aku dong mau jahilin siapa, iya gak Bay?”
(tertawa sinis)
Bayu : “Iya dong jelas. (tertawa terbahak-bahak)
Ady : (pergi meninggalkan
mereka dengan wajah murung)
Saat jam istirahat semua
anak berlarian keluar kelas, namun tiba-tiba terjadi kegaduhan di dalam kelas.
Mitha : “Ih apaan ini kok lengket” (memegang roknya)
Mitha : “Ih apaan ini kok lengket” (memegang roknya)
Vita : “Kamu kenapa Mitha ?” (dengan wajah kaget)
Mitha : “Enggak tau, tolong Vit liatin apa yang nempel dirokku”
Vita : (melihat belakang rok milik Mitha) “Ih Mitha jijik banget, rokmu
Vita : (melihat belakang rok milik Mitha) “Ih Mitha jijik banget, rokmu
adapermen karetnya”
Mitha : “Ah yang bener?” (dengan nada kaget)
Mitha : “Ah yang bener?” (dengan nada kaget)
Vita : “Iya bener,
buruan ke kamar mandigih bersihin rokmu !”
Mereka berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan permen karet yang
menempel di rok Mitha. Setelah itu mereka kembali masuk ke dalam kelas.
Mitha : “Siapa tadi
yang nempelin permen karet dirokku ?” (nada membentak)
Rizky : “Aku, emang kenapa ?” (dengan nada
sinis)
Mitha : “Kenapa sih
iseng banget, emang aku punya salah sama kamu ?”
(nada membentak)
Rizky : “Enggak ada
salah, ya buat hiburan aja di kelas biar rame”
(tertawa terbahak-bahak)
Mitha : “Kamu jahat” (menangis kemudian
berlari meninggalkan Rizky)
Keesokan harinya, seperti biasa di depan kelas terjadi kegaduhan yang
dilakukan oleh Rizky dan Bayu.
Rizky :
“Pagi anak pejabat” (dengan nada meledek)
Bayu :
“Mau kemana sih buru-buru amat” (tersenyum sinis)
Vito :
“Mau masuk kelas, tolong jangan ganggu aku” (nada ketakutan)
Rizky :
“Kamu tau kan kalo mau masuk kelas harus bayar dulu sama kita”
(nada menggoda)
Vito :
“Iya tau, tapi aku cuma punya uang lima puluh ribu, itu juga buat
jajan nanti”(wajah memelas)
Rizky : “Emang aku
pikirin ! Ambil uangnya Bay !” (tersenyum sinis)
Bayu :
Siap (mengambil uang Vito dengan paksa)
Vito :
“Jangan Bay, ini satu-satunya uangku. Nanti aku jajan apa kalau
uangnya
diambil kalian” (dengan wajah memelas)
Bayu :
“Bukan urusanku ! Minggirsana !” (dengan nada membentak
kemudian pergi meninggalkan Vito)
Rizky dan Bayu tidak ada bosannya berbuat onar di sekolah, hal ini
membuat teman-temannya semakin resah. Pada suatu hari saat semua murid sedang
solat, Rizky dan Bayu berbuat onar lagi.
Rizky : “Bay, sini deh”
Bayu :
“Ada apa ?”
Rizky :
“Tuh liat sepatu si Rony” (menunjuk sepatu Rony)
Bayu :
“ Iya maksutku ada apa sama sepatu Rony ?”
Rizky :
“Kamu itu goblok apa tolol sih Bay? Ya kita kerjainlah”
Bayu : Hehe ide bagus itu” (tertawa
terbahak-bahak)
Pada saat teman-teman yang lain sedang solat, Rizky dan Bayu mengambil
sepatu milik Rony.
Rizky :
(mengendap-endap mengambil sepatu) “Ini Bay bawa sepatunya”
Bayu :
“Oke Riz, enaknya kita apain nih?” (tersenyum sinis)
Rizky :
“Gimana kalo kita lempar aja ke atap musola?”
Bayu :
“Ah gila kamu, kalo ketahuan gurugimana ?” (dengan wajah panik)
Rizky :
“Gitu aja takut! Udah serahin sama aku aja”
Rizkycepat-cepat melemparkan
sepatuke atap musola sebelumketahuan orang lain.
Rizky :
(tertawa terbahak-bahak) “Rasain itu Rony, biar aja dia nangis
kehilangan
sepatunya”
Bayu :
“Haha iya Riz bener banget”
Saat sedang tertawa karena puas
sudah menjahili temannya, tiba-tiba kepala sekolah menghampiri mereka.
Pak Budi : “Ehemm.. Lagi ngapain kalian disini
bukannya solat”
Rizky :
“Eh Pak Kepala Sekolah, ngapain disini Pak ?” (dengan nada
bercanda)
Pak Budi : “Ditanya malah balik tanya” (dengan nada
kesal)
Rizky :
“Hehehe.. Kita udah solat kok Pak, ini lagi jagain sepatu temen-temen
biar gak ilang,
iya kan Bay ?”
Bayu :
“Iya Pak bener kita tadi udah solat, sekarang lagi jagain sepatu
temen-temen”
(dengan nada bercanda)
Pak Budi : “Solat apa? Tadi Bapak liat Rizky mengambil
lalu
melemparkan sepatu ke atap musola” (nada
membentak)
Rizky :
“Ehm anu Pak” (dengan wajah kebingungan)
Pak Budi : “Udah sekarang kalian ikut ke ruangan
saya” (nada membentak)
Rizky dan Bayu:
“Iya Pak” (mengikuti Kepala Sekolah dari belakang)
Di dalam ruang kepala
sekolah, Rizky dan Bayu disidang karena kejahilan mereka terhadap temannya.
Pak Budi : “Rizky, Bayu,
besok orangtua kalian suruh datang ke sekolah untuk
menemui Bapak”
Rizky :
“Jangan panggil orangtua Pak, kami janji tidak akan berbuat onar
lagi”(memohon kepada kepala sekolah)
Bayu : “Iya Pak kami
mohon jangan panggil orangtua kami ke sekolah”
Pak Budi : “Saya tidak
mau tahu, pokoknya besok pagi orangtua kalian harus
menemui Bapak”
(dengan nada membentak)
Rizky dan Bayu terlihat
pucat pasi ketika Kepala Sekolah meminta orang tua mereka menghadap kepala
sekolah besok pagi. Sesampainya di rumah Rizky dan Bayu memberitahu orangtua
mereka agar besok menemui kepala sekolah. Keesokan hariya di ruangan Kepala Sekolah.
Pak Budi : “Sebelumnya maaf sudah memanggil
orang tua dari Rizky dan Bayu,
saya ingin
memberitahukan tingkah laku mereka di sekolah”
Bu Inah : “Emang anak kami bertingkah laku seperti
apa kok saya sampai
dipanggil ke
sekolah ?”
Pak Amin : “Iya Pak emang seberapa keterlaluannya
perilaku anak kami ?”
Pak Budi : “Begini bapak ibu, Rizky dan Bayu selama
ini sering membuat onar
di sekolah”
Bu Inah : “Emang membuat onar seperti apa pak
?”
Pak Budi : “Mereka sering menjahili dan meminta
uang kepada teman-temannya.
Semua warga sekolah sudah resah dengan
kelakuan mereka.”
Bu Inah : “Astaghfirullahaladzim, maafkan
kesalahan Rizky karena sering
membuat onar di
sekolah.
Pak Amin : “Iya pak, maafkan anak saya juga sudah
membuat onar”
Pak Budi : “Maaf bapak ibu, saya tetap menskorsing
mereka selama satu
minggu”
Bu Inah : “ Ya Allah pak, tolong jangan skors
anak kami” (sambil menangis
dan memohon
kepada kepala sekolah)
Tiba-tiba Bu Inah jatuh pingsan dan langsung dibawa ke rumah sakit.
Ternyata penyakit jantungnya kumat bahkan semakin parah.
Rizky :
“ Ibu bangun buu..” (menangis histeris)
Bayu : “Sabar Riz, doain Ibu kamu
sembuh” (menenangkan Rizky)
Rizky : “Rizky mohon bangun Bu, maafin
Rizky” (menangis lebih histeris)
Tiba-tiba
Dokter datang menghampiri Rizky dan Bayu.
Dokter :
“Permisi dek, tolong keluar sebentar biar saya periksa Ibu kamu”
Rizky keluar meninggalkan ibunya bersama dokter itu dengan terus
menangis dan Bayu berusaha menguatkan Rizky agar tabah menjalani semuanya.
Dokter : (keluar ruangan
dengan wajah sedih) “Maaf Ibu kamu tidak bisa kami
selamatkan”
Rizky : “Dokter bohong,
Ibu saya masih hidup kan dok ?” (menangis histeris
dengan
perasaan terpukul)
Bayu : “Udah Riz, kamu
yang kuat, harus ikhlas nerima semua cobaan ini”
(memeluk Rizky
sambil menangis)
Rizky berlari
menemui ibunya, dia menangis tanpa berhenti ketika melihat tubuh ibunya sudah
terbujur kaku tak bernyawa. Rizky terus mencoba membangunkan Ibunya.
Bayu : “Udah Riz Jangan ditangisin terus, kasihan Ibu
kamu. Biarin dia
tenang disana” (mencoba menguatkan Rizky)
Rizky : “Enggak. Ibu gak
boleh ninggalin aku Bay, aku belum bisa bahagiain
Ibu”(menangis sambil memeluk Bayu)
Bayu : “Kamu
laki-laki harus kuat, ikhlasin Ibumu pergi kalo kamu pengen
liat
ibu kamu bahagia di surga”
Setelah kejadian itu Rizky dan Bayu bertekad untuk merubah sikap dan
perilakunya agar menjadi orangyang lebih berguna bagi orang lain, tidak hanya menyusahkan
saja. Mereka berdua meminta maaf ke semua teman-teman yang selama ini sering mereka
mintai uang dan jahili, dan mereka semua saling memaafkan. Rizky dan Bayu
menjadi sahabat dekat sampai mereka dewasa.
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar