Kepahlawanan Tokoh Beatrice Prior dalam Film Divergent
Pendahuluan
Pendahuluan
Karya sastra merupakan suatu karya imajinatif dari
seseorang yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreativitas
sebagai karya seni. Karya sastra juga banyak memberikan gambaran kehidupan
sebagaimana yang diingingkan oleh pengarangnya sekaligus menunjukkan sosok
manusia sebagai insan seni. Sastra mempunyai sifat dulce es utile yaitu bermanfaat dan menyenangkan sehingga
subyektif.
Karya sastra fiksi berisi tentang
persoalan-persoalan manusia. Seorang pengarang secara langsung atau secara
tidak langsung telah menuangkan persoalan sosial ke dalam karyanya. Hal ini
dimungkinkan karena pengarang biasanya cenderung dipengaruhi oleh apa yang
dirasakan, dilihat dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan pengalamannya
maupun pengalaman orang lain.
Salah satu karya sastra selain novel, puisi, cerpen,
dan drama adalah film. Film merupakan suatu bentuk komunikasi massa dimana
penyampaian pesan ditransfer dari unsur visual dan unsur audio. Kedua unsur ini
dipadukan menjadi suatu media untuk menyampaikan informasi hiburan, sosial,
pendidikan, dan komersil. Film mempunyai kemampuan yang kreatif, karena film
mampu menggambarkan realitas yang ada dengan gambaran imajinatif yang dapat
menyuguhkan hiburan, renungan, dan refleksi bagi penonton atau masyarakat yang
menyaksikannya.
Film yang baik merupakan media komunikasi,
menghubungkan masa lampau dengan masa sekarang dengan mencerdaskan dan
mencerahkan bangsa karena memberikan nilai-nilai yang terkandung didalamnya
yang dapat direfleksikan dalam kehidupan nyata. Selain itu, film juga merupakan
pendeskripsian ciri khas budaya bangsa yang bisa menggambarkan masyarakat dari
alur jalan cerita, peran tokoh dan karakter, sinematografi, dan lain-lain.
Tujuan dari pembuatan film adalah supaya film yang
dibuat dapat dipahami makna dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya serta
apa yang terdapat dalam film merupakan hal yang ingin disampaikan
seniman film atau pembuat film kepada penontonnya.
Disadari atau tidak, film adalah bahasa komunikasi
yang paling cepat ditangkap oleh manusia, sehingga melalui film, kita dapat
mengerti apa amanat cerita film tersebut. Siswa SMA merupakan siswa yang
mempunyai wawasan luas terutama yang menyangkut mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Pernyataan ini tidak salah karena sejak duduk di bangku SD mereka
sudah diberi mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia terdapat dua keahlian yang harus dikuasai oleh siswa yaitu tentang
Bahasa dan Sastra. Dua keahlian dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia tersebut
haruslah seimbang dalam penerapan pengajarannya. Hal ini dimaksudkan agar tidak
hanya memberatkan pada salah satu keahlian bahasa saja.
Saya memilih film Divergent sebagai bahan membuat materi simakan kali ini, karena
menurut saya film ini sangat mendidik dan menarik serta sangat cocok disaksikan
oleh pada remaja/anak SMA.
Diskripsi Film Divergent
Judul : Divergent
Durasi
Film : 139 menit 40 detik
Pemain : Shailene Woodly
(Beatrice Prior/Tris)
Ansel Elgort (Caleb Prior)
Tony Goldwyn (Andrew Prior)
Ashley Judd (Natalie Prior)
Theo James (Four/Tobias Eaton)
Zoƫ Kravitz (Christina)
Kate Winslet (Jeanine Matthew)
Jai Courtney (Eric)
Maggie Q (Tori)
Christian Madsen (Al)
Sutradara : Neil Burger
Produksi : Summit Entertainment, Red Wagon
Genre : Fantasi, Fiksi Ilmiah, Dystopia
Rating : Remaja
Tanggal
Rilis Materi Simakan : 21 Maret 2014
Negara : Amerika Serikat
Bahasa :
Inggris
Dikalangan remaja film bergenre dystopia sudah tidak asing lagi. Selain Divergent, film bergenre dystopia yang lain adalah The Hunger
Games, The Maze Runner, Resident Evil, dan masih banyak lagi yang lain. Minat
remaja untuk menonton film dari luar negeri sangat tinggi. Maka dari itu saya
memilih film Divergent sebagai bahan penelitian dan mengimplementasikannya
dalam pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas.
Divergent
merupakan film buatan sutradara Neil Burger. Divergent adalah sebuah film yang
diangkat dari novel yang berjudul sama karya penulis asal Amerika, Veronica
Roth dan rilis pada tanggal 21 Maret 2014 di Amerika Serikat. Novel ini
merupakan salah satu dari novel trilogi karya Veronica Roth. Sekuel dari novel Divergent
adalah Insurgent yang juga diangkat ke layar lebar dan rilis pada tanggal 20
Maret tahun 2015. Divergent adalah salah satu film bergenre aksi, fantasi,
fiksi ilmiah, dan dystopia.
Dystopia
berasal dari kata Yunani, dys, yang artinya sakit atau jelek, dan topos yang artinya tempat. Dystopia adalah sebuah visi, biasanya
tentang masyarakat masa depan, yang berkembang sebagai versi negatif utopia. Masyarakat dystopia umumnya hidup di bawah pemerintah yang totaliter atau otoriter, atau diawasi di bawah pengawasan sosial yang ketat dan menindas. Dystopia biasanya terjadi pada masa
depan bayangan atau sejarah
alternatif, dan eksis akibat perbuatan manusia (merujuk kepada kesalahan yang
dilakukan atau malah hanya merujuk kepada tindakan manusia yang sekadar berdiam
diri dalam menghadapi masalah).
Film ini menceritakan tentang
Chicago di masa depan ketika dunia dibagi berdasarkan faksi atau karakter
manusia. Divergent menggunakan konsep distinctness
(keberbedaan). Dalam film ini diceritakan hanya beberapa bagian dunia yang
mampu bertahan setelah terjadi peperangan, itupun diatur dengan sistem yang
sama sekali baru: masyarakat dibagi menjadi 5 faksi (koloni/kelompok), yang
tentu saja berdalih untuk menjaga kedamaian dunia. Divergent hanya sebagai
istilah untuk orang yang tidak masuk dalam 5 faksi karakter tersebut,
dikarenakan memiliki banyak macam kepribadian yang menonjol didalam dirinya.
Sinopsis
Film aksi Divergent menceritakan tentang manusia
dewasa yang dibagi menjadi 5 jenis faksi/kelompok menurut karakteristik mereka
masing – masing. Kelima jenis faksi tersebut adalah Candor (jujur), Erudite
(genius), Amity (suka damai), Dauntless (pemberani), dan Abnegation (penolong tanpa pamrih).
Sedangkan untuk kategori Divergent adalah kategori yang tidak termasuk dalam
kelima jenis faksi/kelompok tersebut karena memiliki berbagai macam kepribadian
yang menonjol dalam dirinya.
Sebelum masuk faksi, seseorang harus melewati tes
penentuan faksi (tes kecakapan) saat sudah menginjak usia enam belas tahun,
sebuah ujian yang bertujuan untuk mengenali diri sendiri, sehingga keesokan
harinya mampu memilih salah satu faksi yang diinginkan. Memilih untuk tetap di
faksi sebelumnya, tetap bersama keluarganya, atau sebaliknya, meninggalkan
keluarga dan memilih faksi yang lain. Beatrice Prior atau yang lebih dikenal
Tris (Shailene Woodley) adalah salah satunya. Konflik dimulai saat Tris
mendapati hasil test-nya tidak bisa disimpulkan. Ternyata, hasilnya Tris
tergolong tingkat yang seimbang antara perpaduan faksi Abnegation, Dauntless,
dan Erudite, yang menunjukkan bahwa ia adalah seorang Divergent.
Konflik semakin meruncing setelah Tris tahu bahwa
Divergent adalah golongan yang diburu untuk dimusnahkan. Dalam sistem yang
sengaja dibuat untuk menjaga kedamaian pasca perang tersebut, golongan
Divergent dianggap sebagai golongan yang tidak dapat dikontrol, mempunyai
pikiran yang bekerja dengan banyak cara dan sulit menyesuaikan perintah.
Sehingga dinilai mengancam kedamaian dunia. Kita sebut Divergent dengan istilah
kita sehari-hari: teroris.
Identitas Divergent Tris berhasil disembunyikan oleh
penguji test-nya, Tori (Maggie Q) dan dalam pemilihan faksi, Tris memilih untuk
masuk faksi Dauntless. Cerita berlanjut semakin menarik, kita dibawa ke The Pit: tempat berlatih dan pusat
kehidupan para Dauntless. Diceritakan tentang kegilaan-kegilaan para Dauntless
dengan karakter unik dan kerennya mereka. Pelatihan anak baru di The Pit dipimpin oleh dua orang: Eric
dan Four. Dua orang yang salah satunya mendukung tokoh utama dan satunya lagi
sebagai penekan.
Fakta yang mengejutkan adalah ketika Tris tahu bahwa
salah satu instrukturnya, Four (Theo James), juga seorang Divergent. Tris dan
Four-pun tetap berusaha untuk bertahan hidup di tengah persaingan politik yang
ingin menyingkirkan para Divergent. Terutama menegakkan keadilan dari Erudite
(yang dipimpin oleh seorang jenius dan berbahaya, Jeanine Matthews (Kate
Winslet)) yang mengusahakan faksinya menjadi faksi paling besar. Ditambah lagi kakak
laki-laki Tris, Caleb Prior (Ansel Elgort) yang terpilih ke dalam faksi
tersebut.
Pembahasan
Tokoh utma dalam film ini adalah Beatrice Prior.
Beatrice terlihat sangat kuat dan menawan. Dia bertarung bak seorang laki-laki
demi menjaga dirinya yang keberadaannya mengancam orang-orang disekitarnya. Hal
ini disebabkan karena adanya suatu kepribadian yang berbeda dengan orang lain. Beatrice
atau Tris yang berasal dari faksi Abnegation
terlihat dangat berbeda dengan orang-orang yang berada di faksi yang sama
dengannya.
Jika didalam dunia nyata faksi Abnegation bisa digambarkan sebagai masyarakat yang mempunyai sifat
dermawan. Mereka tidak pernah mementingkan diri sendiri, berdedikasi untuk
membantu orang lain, dan bahkan memberiikan bantuan kepada factionless.Factionless ini jika dalam dunia nyata digambarkan
sebagai orang-orang tunawisma yang hidupnya bergantung kepada orang lain.
Digambarkan sebagai orang-orang miskin yang tidak mempunyai apa-apa. Dalam
film, factionless adalah mereka yang
tidak cocok dalam faksi apapun.
Erudite, sebuah faksi yang terdiri dari golongan
orang-orang pintar, mereka yang menghargai pengetahuan dan logika. Di dunia
nyata para politikuslah yang sifatnya hampir sama dengan para Erudite, tapi
hanya sebagian kecil, karena kebanyakan dari mereka melakukan penyelewengan
jabatan, contohnya korupsi yang kali ini seperti menjadi sebuah trend untuk para pejabat.
Faksi berikutnya adalah Amity, sekelompok masyarakat penggarap lahan. Golongan orang-orang
yang dipenuhi kebaikan dan harmoni, selalu bahagia. Faksi ini dalam dunia nyata
menggambarkan orang-orang desa yang sebagian besar bekerja sebagai petani.
Kehidupan mereka terlihat bahagia meskipun tidak selamanya mereka merasakan
kebahagiaan itu. Sebagian besar dari mereka juga memiliki sifat baik hati.
Selanjutnya adalah faksi Candor, golongan orang-orang yang menghargai kejujuran dan aturan.
Mereka mengatakan kebenaran, bahkan disaat mereka berharap bahwa mereka tidak
harus mengatakannya. Contoh dalam dunia nyata adalah para hakim. Mereka
dituntut untuk mengatakan kebenaran. Tak peduli siapaun terdakwanya, entah itu
orang-orang di atas mereka, maupun orang-orang terkenal yang sampai pelosok
negeripun tahu siapa mereka.
Faksi yang terakhir adalah Dauntless. Faksi yang dipilih oleh Tris. Dauntless terdiri dari orang-orang yang mempunyai kewajiban sebagai
pelindung, berani, tak kenal takut, dan bebas. Dalam dunia nyata sangat jelas
digambarkan sebagai tentara maupun polisi.
Seperti dalam kehidupan nyata, pada film ini antar
faksi juga mengalami perselisihan, saling berebut kekuasaan. Faksi Erudite diam-diam ingin menguasai
Chicago yang pada saat itu berada dalam pemerintahan faksi Abnegation. Erudite menjanjikan
kehidupan yang tenteram dan damai, tapi itu semua hanya omong kosong karena Erudite tidak hanya ingin memerintah
tapi juga mengendalikan seluruh faksi. Salah satu cara yang dilakukan adalah
memusnahkan Divergent selain itu
dengan bekerjasama dengan Dauntless, Erudite ingin membunuh semua warga faksi
Abnegation.
Dalam dunia nyata tentu banyak sekali kejadian
seperti itu demi menginginkan kekuasaan. Beberpa orang melakukannya dengan cara
kotor tanpa memperdulikan orang-orang lain disekitarnya. Kebanyakan pemimpin
yang sudah menjalankan pemerintahannya tidak “terlalu peduli” dengan masyarakat
kecil, mereka terlena akan kekuasaan dan harta.
Kepahlawanan sosok Tris terlihat pada saat dia
bertekad untuk bisa melindungi seluruh anggota keluarganya dan orang-orang
dalam faksi Abnegation. Dia tidak
terima jika semua orang dari faksi ini dibunuh, terlebih lagi Tris berasal dari
faksi ini.
Dalam dunia nyata sosok Tris digambarkan sebagai
seorang teroris. Hal ini dikarenakan Tris memiliki kepribadian yang sangat
berbeda. Mampu menyelesaikan masalah dengan cara singkat. Kata teroris
mempunyai konotasi yang buruk, tapi Tris tidaklah seburuk itu. Memang sebagian
besar Divergent sangat meresahkan dan membuat takut orang-orang disekitarnya
sama halnya dengan teroris, tapi Tris dapat menutupi semua keburukan itu dengan
sikap heroiknya yaitu melindung faksi aslinya, Abnegation, bahkan tidak ada salah satupun faksi yang mampu
mengendalikan para Divergent.
Ibunya meninggal ditembak salah satu tentara Dauntless saat melindungi Tris, begitu
juga ayahnya. Dia terlihat sangat berani melebihi ekspektasi ayahnya yang hanya
tahu bahwa Tris adalah anak yang lemah.
Pada awal dimulainya film Beatrice sudah mengalami
konflik batin. Dia bingung saat harus memutuskan faksi mana yang harus dia
pilih. Disatu sisi Beatrice takut jika
hasil tesnya mengatakan bahwa dia bukan Abnegation,
itu berarti Beatrice harus meninggalkan keluarganya. Tapi Beatrice lebih takut
jika hasilnya mengatakan dia harus tinggal. Disisi lain dia sangat ingin masuk
dalam faksi Dauntless.
Ketertarikannya pada faksi Dauntless
jelas terlihat saat Beatrice melihat anak – anak Dauntless bergiliran melompat dari kereta.
Mengingat dia adalah seorang Divergent, dia memutuskan untuk memilih faksi Dauntless karena dia merasa lebih cocok dalam faksi itu. Meskipun
dia memiliki perpaduan yang seimbang antara faksi Abnegation, Dauntless, dan
Erudite. Tak hanya itu, Beatrice juga tokoh yang selalu berusaha sebaik
mungkin, tidak gampang menyerah dan tidak mudah putus asa. Dia juga sangat
pemberani, terbukti saat Tris menggantikan posisi temannya di papan lempar
pisau karena temannya selalu saja meleset saat melempar dan diberi hukuman
kecil oleh Eric.
Tak hanya nilai – nilai tentang sikap atau perilaku,
dalam film ini juga mengandung nilai sosial, persahabatan, dan kekeluargaan.
Nilai sosial sangat jelas ditunjukkan oleh faksi Abnegation yang tidak pernah mementingkan diri sendiri, tapi juga
peduli terhadap orang lain yang membutuhkan. Bahkan karena mereka dididik untuk
memiliki sifat rendah hati, mereka tidak pernah melihat terlalu lama refleksi
diri mereka pada cermin karena tidak boleh bangga terhadap penampilan.
Nilai persahabatan sangat terlihat jelas saat Tris
menggantikan Al di papan lempar pisau dan membantu Christina untuk bangun saat
harus dihukum oleh Eric. Eric bermaksud menceburkan Christina dalam jurang
karena pada saat latihan bertarung Christina menyerah dan tidak berusaha
melawan. Selain itu nilai kekeluargaan terlihat saat keluarga Prior makan
malam, mereka saling berpelukan satu sama lain. Orang tua Tris khawatir jika
besok kedua anak mereka memilih faksi yang berbeda, meskipun pilihan ditentukan
oleh hasil tes, mereka tetap bisa memilih faksi mana yang menurut mereka cocok.
Tokoh Beatrice/Tris cukup memberikan contoh yang
baik. Dia juga sangat menyayangi ibunya. Terbukti pada saat Ibunya mati
tertembak oleh salah satu tentara Dauntless
dia terlihat begitu sedih dan terpukul. Saat melihat ayahnya mati pun Beatrice
terlihat sangat sedih, dia tak bisa berkata apa – apa dan hanya memandangi
jenazah ayahnya dengan diam.
Tokoh Tris memang mempunyai sifat-sifat baik yang
patut dicontoh, tapi tidak semua sifatnya baik, seperti saat dia harus
berbohong bahwa dia masuk dalam faksi Abnegation
padahal dia adalah seorang Divergent.
Berbohong dalam bentuk apapun tidak diperbolehkan dalam agama, entah itu berbohong
untuk kebaikan maupun keburukan. Tris terlihat saat dia memberitahu orang
tuanya bahwa dia sakit maka dipulangkan awal, padahal pengujinya memberitahu
Tris bahwa Tris adalah seorang Divergent
dan Tris diharuskan untuk tidak memberitahunya kepada siapapun. Kebohongan Tris
juga terlihat pada saat Four bertanya mengenai hasil tes Tris setelah dia
mengetes Tris, Tris mengaku bahwa hasilnya adalah Abnegation, tapi Four tidak percaya begitu saja, dia berusaha
mencari jawaban dengan mengtes Tris di hari berikutnya.
Kekurangan film Divergent
Kekurangan film ini adalah kurangnya pengenalan
karakter. Film ini kebanyakan hanya focus pada karakter Beatrice padahal masih
ada bagian yang bisa digali untuk saling berinterakasi antar tokoh-tokoh
didalamnya. Adegan pertarungan dalam film ini juga kurang mendominasi. Begitu
juga dengan beberapa faksi yang tidak diceritakan secara mendetail. Beberapa
momen dalam film ini kurang dibuat dramatis. Klimaks film ini berjalan begitu
datar, standard dan sama sekali tidak menegangkan. Segala keseruan dan daya
tarik Divergent justru luntur pada
klimaksnya yang terkesan buru-buru. Tidak terlalu buruk tapi jelas penurunan
drastic setelah paruh awal yang menarik. Meskipun begitu, tetapi film ini boleh
dikatakan sebagai film adaptasi novel yang cukup sukses dengan film yang
berdurasi lebih kurang 135 menit itu.
Kelebihan
film Divergent
Kelebihan dari film ini adalah mudah dimengerti,
begitu juga dengan akting para pemainnya yang baik. Film ini menjadi menarik
karena menyelipkan isu sosial didalamnya. Menarik karena semua hal tersebut
dijadikan pondasi utama dari dunia yang dibangun beserta kebudayaan yang
dibangun oleh masyarakat dalam dunia
tersebut. Dasar cerita Divergent
adalah tentang masyarakat yang dikelompokkan, bukan lagi sekedar perbedaan
kasta, tapi dikelompokkan berdasarka “jadi diri” mereka. Ini adalah bentuk
jurang sosial yang disajikan lebih “halus” daripada jurang si kaya dan si
miskin.
Penutup
Dari pembahasan di atas, dapat disimpilkan bahwa
tokoh Tris dapat diidentifikasikan sebagai tokoh yang sangat pemberani, tidak
mudah putus asa, pantang menyerah, dan tidak egois. Tris juga mempunya sifat
buruk yaitu dia berbohong, meskipun itu untuk kebaikan dirinya. Tris juga
terlihat bahwa dia sudah kecewa kepada seseorang, dia akan susah untuk
memaafkan. Adapun penjelasan kelima aspek permasalahan dijelaskan sebagai
berikut:
1.
Tujuan
Saya memilih film ini sebagai bahan penelitian tentu
memiliki tujuan yaitu saya ingin setelah mendapatkan materi ini, siswa SMA bisa
mencontoh sifat-sifat Tris yang begitu berani menghadapi segalanya. Tris mampu
melawan pimpinan Erudite yaitu
Jeanine Matthew yang terlihat sangat licik. Selain itu siswa juga dapat
mempelajari bagaimana mengidentifikasi seorang tokoh dalam sebuah film.
2.
Alasan
Alasan mengapa saya memilih film ini karena menurut
saya film ini sangat mendidik. Selain itu film ini dapat memberikan contoh
kepada anak-anak SMA bahwa kita harus tetap berani menghadapi segalanya apapun
rintangannya. Film Divergent juga sangatlah mudah dipahami. Setiap tokoh dalam
film ini juga kebanyakan memberikan contoh yang baik untuk para anak SMA,
karena film ini mennggambarkan masa remaja yang beranjak dewasa yang harus
memegang tanggung jawab yang lebih besar.
3.
Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam film ini sangat mudah
dipahami. Bahasanya juga tidak terlalu formal tapi masih sopan dan juga
kekinian. Tidak seperti film bergenre
fantasi lain yang kebanyakan menggunakan bahasa kiasan yang sulit dipahami,
dalam film ini tidak terlalu banyak bahasa kiasan yang dipakai. Karena film ini
merupakan film bergenre fiksi ilmiah
dan dystopia yang menceritakan
tentang masa depan, maka banyak istilah baru yang terdengar asing di telinga
seperti nama-nama faksi.
4.
Dampak
Setelah siswa menyaksikan film ini/mendapat materi
tentang film ini, mereka dapat memahami seberapa besar kepahlawanan tokoh Tris.
Selain itu siswa dapat mencontoh sifat-sifat baik Tris. Tak hanya itu, mereka
juga dapat mengidentifikasi sosok Tris dalam film dan juga dapat menggapai apa
yang dicita-citakan, karena film ini menggambarkan tokoh Tris yang mencoba
menghapus persepsi orang bahwa seorang Divergent
itu berbahaya dan hanya bisa memberontak. Perbedaan tidak bisa menjadi
penghalang dalam melakukan semua hal positif. Siswa akan menjadi semakin
optimis dalam meraih cita-citanya karena dengan kekurangan yang ada dalam diri
mereka bisa ditutupi dengan kelebihan yang mereka miliki.
5.
Manfaat
Dengan
menggunakan film ini sebagai bahan penelitian, saya berharap dapat
bermanfaat bagi para siswa Sekolah Menengah Atas. Mereka dapat dengan mudah
mengidentifikasi seorang tokoh dalah sebuah film, baik film dari luar negeri
maupun film Indonesia. Tak hanya itu, dalam film ini banyak sekali sifat baik
yang patut kita contoh dari seorang tokoh utama yaitu Beatrice Prior.
Argumentasi
Film ini menurut saya sangat mendidik, terutama
tentang membantu satu sama lain sesama manusia, karena didunia ini kita tidak
bisa hidup sendiri dan pasti membutuhkan bantuan orang lain. Materi ini pun
pasti akan mudah diserap oleh para siswa SMA karena mudah dipahami dan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami pula.
Saran
Yang penulis sarankan setelah siswa SMA mendapatkan
materi ini adalah mereka tidak hanya mengapresiasi film dalam negeri saja
tetapi juga luar negeri, karena tidak semua film luar negeri berisi
konten-konten yang tidak tepat untuk pendidikan.
0 komentar:
Posting Komentar