20171031

Cerpen

SEPOTONG SENJA UNTUK SEBUAH KENANGAN


Jingga mulai tampak menggelayuti langit sore. Senja kala itu masih begitu terasa dalam ingatan. Beberapa waktu silam, ketika surya mengendap-endap kembali ke peraduan, kami berdua begitu mesra menikmati lautan yang mulai keemasan. Riak-riak laut yang terus mencumbui pasir pantai seakan turut bersuka melihat kemesraan kami berdua. Ketika ruang terus bersekutu pada waktu, lamat-lamat senja itu menghilang. Satu persatu tiang-tiang lampu yang berdiri tegak di sepanjang hamparan pantai mulai memancarkan sinarnya manyambut datangnya malam.
“Hari sudah petang, ayo kita pulang!” Seru Dimas sambil mengulurkan tangan untuk mebantuku berdiri dari tempat dudukku.
Aku pun menggapai tangannya dan berjalan pulang dengan rasa penuh kecewa.
“Kok cemberut? Nanti cantiknya hilang lo.” Kata Dimas sambil menghiburku.
“Aku gak cemberut kok, hanya sebel aja.” jawabku dengan nada sedikit kesal.
“Jangan marah gitu dong, lain kali aku pasti ajak kamu menikmati sunset di tempat yang lebih indah lagi.” Jawabnya.

Cerpen

SAMPAI MENUTUP MATA


Aku selalu bermimpi menjadi seorang malaikat yang sangat cantik dan menawan, datang dan selalu melukis senyum pada setiap orang yang kuhampiri. Azmya Ashalina, nama yang sesuai dengan apa yang sering kuimpikan. Aku sangat berharap suatu saat nanti bisa menjadi seseorang yang bisa membuat orang lain tersenyum dalam keadaan apapun.

Aku sudah lama mengidap penyakit leukimia. Penyakit yang semakin hari semakin membuatku semakin lemah. Namun, aku tetap semangat dalam menjalani hidup. Aku tak ingin siapapun tahu apa yang kurasakan saat ini, terutama sahabat baikku, Ryan. Sudah hampir enam bulan aku menyembunyikan tentang penyakit ini darinya, sungguh rasanya tak ingin membuatnya khawatir.

Cerpen

Menggayuh Asa


Satu bulan sudah aku lulus sekolah dan selama itu aku membantu ibu berjualan di pasar. Setiap hari yang kulihat hanya sayur mayur dan segala macam bumbu dapur. Aku bosan dengan suasana yang terus seperti ini. Aku ingin melanjutkan kuliah dan menggapai cita-citaku menjadi seorang guru. Saat semua anggota keluarga sedang berkumpul, aku memberanikan diri untuk mngutarakan apa yang aku inginkan.
“Pak, bu, aku ingin melanjutkan kuliah” kataku dengan ragu.
“Mau kuliah dimana nduk? Kamu sudah yakin?” tanya ibuku.
“Aku mau kuliah di Jakarta bu, ambil keguruan. Aku sudah lama ingin menjadi guru” jawabku.
“Kalau kamu memang sudah yakin bapak akan mencarikan uang untuk kamu kuliah. Tapi biaya hidup di Jakarta mahal nduk. Bapak tidak sanggup kalau membiayai kamu sampai lulus. Kedua adikmu juga masih sekolah” sahut bapak.

CERPEN

Tak Pernah Ada Malam yang Sehangat Ini


Bulan ini kami sekeluarga pindah ke suatu daerah di kota Magelang. Tentunya tak perlu kusebutkan di mana. Saat itu cerita tentang monster besar mengerikan yang ada di dalam lemari atau sejenisnya masih menghiasi masa kecilku. Terlebih ketika aku pidah ke daerah yang cukup sepi dan belakang rumah kami adalah hutan yang menurutku sangat menyeramkan.
Sempat aku terpengaruh olehnya, tapi Ibuku selalu berkata kalau monster hanya cerita untuk menakuti anak-anak nakal. Jadi sejak saat itu aku tak pernah lagi takut dengan hanl seperti itu.
Sampai akhirnya teori itu terpatahkan oleh sesuatu yang kemudian datang ke samping tempat tidurku.
Aku sedang berada di kamar sendirian tanpa penerangan. Ya, sebelumnya aku memang bukan sosok penakut, aku justru sangat menyukai hal ini. Tapi entah kenapa hal ini justru membuatku tidak nyaman. Aku memperhatikan jam weker yang terletak tepat di meja sebelah kanan ranjangku, saat itu menunjukkan pukul 01.00 dini hari.
Aku merasa ada yang mengelus punggungku. Aku memang sebelumnya merasa ada yang aneh, tapi lama kelamaan aku merasa nyaman.

20171030

Puisi

Puncak Alang - Alang

Berdiri tinggi bersama teman-temannya
Diantara kehijauan dan hembusan angin
Panas terik matahari nutrisi bagimu
Elok terlihat pagi hari parasmu

Sungguh indah saat ku temui mu
Ku berjanji tak akan menyakitimu
Ku temani alang-alang ku
Sampah ku takkan lupa ku bawa turun

Aku tidak akan membunuhmu
Hanya meninggalkan jejakku
Yang sejuk, tenang, senang kurasakan
Sungguh tak percaya itu kenyataanmu
Ku takkan pernah melupakanmu
Inginku selalu kembali ke puncak alang-alang


Happy Rizqina, 16 okt 17

Puisi

GUGUR


Ia merangkak
Di atas bumi yang dicintainya
Di ujung maut menjemputnya
Ia sembari lirih kata terucap

         Wahai tanah Indonesiaku
         Sebagai saksi bisu perjuanganku
         Waktu kan berjalan
         Menyatukanku denganmu
         Dalam jiwa dan raga

Senyap sepi mulut tak berkata
Tubuh terkejang meregang nyawa
Hembus nafas terakhir
Dalam tidur yang abadi

M. Rifqi, 16 okt 17

20171027

Analisis Puisi Senja di Pelabuhan Kecil

SENJA DI PELABUHAN KECIL
Chairil Anwar

Kepada Sri Ajati

                      Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
Menyinggung muram, desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
Menyisir semenanjung, masih pengap harap
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap





Analisis Novel "Sebuah Lorong di Kotaku"

IDENTITAS NOVEL :

Judul               : Sebuah Lorong di Kotaku
Karya              : Nh. Dini
Halaman          : 105 halaman
Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit     : 1986
Cetakan           : kesepuluh

SINOPSIS NOVEL “SEBUAH LORONG DI KOTAKU

Bentuk rumah yang memiliki cirri khas kekunoan dan halaman luas itu telah memikat hati ibu. Akhirnya kakek dari kedua belah pihak mengeluarkan biaya masing-masing sebagai uang pembelian. Sejak beberapa hari hujan turun dengan kepadatan musim yang tidak dapat ditahan. Kala itu Dini tidak diperbolehkan main keluar karena cuaca yang tidak bersahabat. Dini hanya diperbolehkan main di dalam rumah, biasanya ibu Dini menyuruhnya untuk bermain di tengah pendapa yang ada meja bilyarnya. Biasanya di cuaca buruk seperti itu Dini bermain ditemani dengan anak pembantunya yang perempuan.
Suatu ketika Ayah Dini menawarkan pada kami semua untuk mengunjungi kakek yang berada di Tegalrejo. Liburan ke desa yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga di depan mata. Ibu mempersiapkan bekal perjalanan, Ibu tidak pernah setuju kalau harus membeli makanan di perjalanan, alasanya sederhana selain soal uang, makanan dari luar juga kurang terjaga kebersihannya. Kami melakukan perjalanan dengan kereta api. Saat kereta berhenti di Madiun, kami bertemu dengan paman Sarosa yang juga akan ikut bersama kami ke rumah kakek. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan naik bus dan andong. Langit kelihatan redup karena matahari telah turun. Kami sampai di rumah kakek ketika hari sudah gelap. Di rumah kakek kami disambut dengan gembira. Disana Dini dan keluarganya menghabiskan waktu untuk bermain-main di sawah dan berkeliling desa. Paman Sarosa membukakan rahasia isi kebun kepadaku. Dia menunjukkan kepadaku bahwa sawah dapat menghasilkan bermacam-macam bahan pengisi wajan dan kuali. Keesokan harinya paman membawa kami lebih jauh, menuruti jalannya sungai. Kami semua dibawa ke sebuah sungai untuk sekadar bermain-main dan beranang disana.

Naskah Drama "Dilema Cinta"

Dilema Cinta
Karya Rizky Annisa

Episode 1
Tokoh  :
1.      Citra
2.      Lala


Citra, salah satu perempuan yang baru saja pindah ke Jakarta karena mengikuti ayahnya yang didinaskan disana. Citra akan bersekolah di SMA Cahaya Bangsa yang termasuk sekolah favorit di Jakarta. Pagi ini Citra baru saja melangkahkan kakinya di SMA Cahaya Bangsa.

Citra    : “Ruang guru dimana ya, kok nggak ketemu-ketemu sih. Tanya saja kali ya,
kebetulan ada siswa disana. (menghampiri siswa) Maaf ganggu sebentar
mautanya, ruang guru disebelah mana ya?”
Lala     : “Ohh.. ruang guru? Kamu dari sini lurus saja, terus belok kiri. Nanti ada
tulisan ruang guru kok.” (sambil menunjuk arah dengan muka bingung)
Citra    : “Mmm.. makasih ya.”
Lala     : “Iya sama-sama. Mau aku antar?”
Citra    : “Boleh, nggak merepotkan kamu kan?”
Lala     : “Enggak kok, kan aku yang nawarin mau ngantar kamu. Ohh iya, kok aku
belum pernah liat kamu ya.” (sambil berjalan)
Citra    : “Iya, soalnya ini hari pertama aku masuk sekolah.”
Lala     : “Ohh gitu. Ehh sampai lupa, kita belum kenalan. Kenalin aku Lala.”
(sambil mengulurkan tangan)

Naskah Drama "Cinta di Ujung Jalan"

CINTA DI UJUNG JALAN
Karya Dewi Retnosari


Tokoh             :
1.      Shinta
2.      Yunita
3.      Dio
4.      Bella
5.      Riko


            Shinta yang sedang tiduran sambil membaca sebuah novel di kamarnya, tiba – tiba ia dikagetkan dengan suara pintu yang membuka. Tak lama kemudian Yunita masuk mengejutkan Shinta.
            Shinta  : “Sialan kamu, bikin kaget aja.”
            Yunita : “Maaf… maaf, oh ya Shint aku kesini mau kasih kabar baik buat kamu.”
            Shinta  : “Apaan Nit?”
            Yunita : “Ada lowongan pekerjaan, jadi waithers. Mau?”
            Shinta  : “Mau Nit, dimana?”
            Yunita : “Di kafe Bruns.”
            Shinta  : “Oke deh, makasih Nita sayang. Besok aku akan coba melamar.”

            Keesokan harinya Shinta pun melamar di kafe tersebut dan dia langsung mulai untuk bekerja, setelah siang hari waktu bekerja Shinta pun selesai dan dia pergi kuliah.

Naskah Drama "Tukang Becak"

RODA KEHIDUPAN

EPISODE 1

Hiduplah keluarga kurang mampu dari Bapak Gito yang mempunyai anak tunggal. Terlihat di ruang tamu Pak Gito sedang berbincang-bincang dengan anaknya.

Karyo              : “Pak…bapak.”
Bapak              : “Ada apa, Le?”
Karyo              : “Bapak punya uang gak, pak?”
Bapak              : “Lah mau buat apa to, Le?”
Karyo              : “Saya mau daftar tentara, pak.”

Datanglah ibu sambil membawa minuman untuk Bapak.

Ibu                   : “Ada apa to Le, kok serius banget.”
Bapak              : “Ini bu, anake mau daftar tentara.”
Ibu                   : “Beneran, Yo? Sudah mantep?”
Karyo              : “Iya bu, kalau ada uangnya.”
Bapak              : “Kalau soal uang, bapak sama ibu usahan, Le.”

Malam harinya Pak Gito dan istrinya melanjutkan perbincangan untuk membahas tentang anaknya.

KRITIK NOVEL LANGIT DAN BUMI SAHABAT KAMI

Novel Langit dan Bumi Sahabat Kami karya Nh. Dini sangat menarik untuk dibaca karena didalam novel ini mengandung arti penting tentang pengalaman hidup di zaman penjajahan, sehingga banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil oleh pembaca. Secara khusus novel ini mengajarkan kepada pembaca untuk tetap bertahan dalam menjalani hidup yang serba kekurangan, penuh derita, serta keadaan yang memprihatinkan dan tidak aman.
Nh. Dini dalam novel Langit dan Bumi Sahabat Kami mampu menghidupkan tokoh Dini sebagai tokoh utama, yang digambarkan dengan seorang gadis kecil. Sosok Dini dalam novel mungkin mewakili sosok penulis sendiri yaitu Nh. Dini yang memiliki karakter baik hati, penurut, dan tidak banyak berbicara karena Dini lebih senang dengan mengungkapkan pikiran maupun isi hatinya melalaui tulisan. Dini banyak belajar dari pengalaman hidup yang dialami keluarga dan masyarakat sekitarnya pada masa penjajahan. Ketika kemiskinan telah melanda warga, Dini selalu tegar karena banyak bahan makanan yang disembunyikan oleh keluarganya. Dini yang masih kecil tetapi berpikiran dewasa ini memiliki banyak pengalaman dan cerita yang selalu Ia tuangkan pemikirannya melalui puisi ataupun cerita. Hingga akhirnya ia memberi kejutan kepada orang tua beserta saudaranya kalau mempunyai bakat dan dijuluki sebagai seorang pengarang.
Penulis mampu membuat karakter tokoh yang sangat baik untuk menjadi panutan pembaca, sama halnya dengan tokoh orang tua Dini yang memiliki karakter sabar, tawakal, dan solidaritas kepada sesama. Dalam keadaan serba kekurangan, ditambah musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan, ternyata tidak mengurangi kesabaran dan ketawakalan mereka. Dengan hasil penjualan burung peliharaan, mereka membuat sumur dengan pompa air di dekat kamar mandi, kemudian mempersilakan tetangga dekatnya untuk ikut memanfaatkannya. Meskipun di musim kering keluarga Dini sangat membutuhkan persediaan air yang banyak, mereka tetap mau berbagi dengan sesama.

Analisis Puisi Hampa Karya Chairil Anwar

HAMPA
Karya : Chairil Anwar

Kepada Sri

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas – renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat – mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa – apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi ters ada. Dan menanti

Teks Drama "Hati yang Tenggelam"

HATI YANG TENGGELAM
Karya Ika Nursella


Tokoh :
1.      Lina
2.      Ibu
3.      Bapak
4.      Bu Neni
5.      Pak Roni
6.      Polisi
7.      Pak Ahmad
8.      Dokter
9.      Ria
10.  Tante Emi

Tempat :
1.      Rumah Lina
2.      Karaoke
3.      Rumah Bu Neni
4.      Rumah sakit

Ketika Lina berumur empat tahun. Di ruang tamu duduklah Lina yang sedang bermain dengan bonekanya. Datanglah Ibu dengan membawa sepiring makan.

Ibu                   : “Lina sayang sini makan nak” (membawa makanannya).
Lina                 : “Lina tidak lapar bu” (tetap bermain dengan bonekanya).
Ibu                   : “Lina tidak kasian kalau nasinya nangis?”
Lina                 : (Menatap ibunya dengan senyum manisnya) “Lina tidak mau bu
  kalau nasinyanangis gara-gara Lina.”
Ibu                   : (Tersenyum) “Yasudah sini ibu suapin” (menyuapkan kepada Lina).
Lina                 : (Menyantapnya dengan lahap).

Masa kecil Lina memang sangat membahagiakan. Delapan tahun kemudian ketika Lina sudah beranjak remaja, duduklah Pak Agus di ruang tamu dan datanglah Pak Roni.

            Pak Roni         : (Mengetuk pintu) “Assalamualaikum.”
Bapak              : “Walaikumsalam, silahkan masuk pak.”
Pak Roni         : “Saya mau beli nomor pak, ini nomornya.”
Bapak              : “Oh iya pak saya catat dulu ya” (mencatat nomor dan nama Pak
  Roni).
Pak Roni         : “Ini pak uangnya, terima kasih.”
Bapak              : “Iya Pak Roni terima kasih juga, semoga nomor bapak beruntung.”
Pak Roni         : “Haha iya pak harus beruntung.”

Teks Drama "Jalan Pintas"

JALAN PINTAS
Karya Hilda Alviana

Tokoh: 1. Pak Qoirul
2. Bu Rani
3. Si sulung
4. Bontot
5. Bu Diyah
6. Bu Eka
7. Bu Narti

Latar Tempat: 1. Warung Bu Narti
2. Rumah Pak Qoirul

Kekayaan tetangga kiri dan kanan ternyata mulai menngusik Bu Rani. Ia merasa kurang nyaman melihat Bu Kapti tetangga sebelah kanan rumahnya yang terkenal memiliki tanah yang luas dan dimana-mana. Pagi itu Ibu-ibu sedang berkerumun di warung sayur tempat Bu Narti.
Bu Narti          : (Melihat Bu Rani sedang menghampiri warung) “Eh Bu Rani tumben
               wajahnya mendung hehe..” (Meledek)
            Bu Rani           : (Senyuman sinis) “Enggak ada apa-apa kok.”
            Bu Diyah         : (Melihat dan bertanya) “Eh,iya Bu kok tumben sekali kayak gitu?”
Bu Rani           : “Aiss, biasa aja orang sini memang enggak ada apa-apa kok, Bu Nar
                          Cabe satu kilo sekarang berapa?” (Mengahlikan pembicaraan)
Bu Narti          :”Sekarang lagi murah Bu, satu kilonya cuma 12Ribu.”
Bu Rani           :”Saya ambilin 1kg saja Bu.”
Bu Diyah         : (Nada iri)“Bu Kapti kemarin beli sawah punya tetangga sebelah!”
Bu Rani           : (Melirik dan bertanya) “Emang beli sawahnya siapa Bu Di?”
Bu Diyah         :”Sawahnya pak Jali, kemarin Bu Thomas juga abis menukar mobil  
lawasnya dengan sebuah mobil baru keluaran toyota.”
Bu Eka                        :”Bu thomas suaminya pengusaha, jadi enggak kaget kalau barang-
                           barangnya baru.”
Bu Rani           :”Saya duluan ya, mari.” (Meninggalkan warung)

Sesampai dirumah, Bu Rani langsung menelefon suaminya yang sudah berada di kantor.

Teks Drama "Tobatnya Si Badung"

TOBATNYA SI BADUNG
KaryaAmaliaRachim

Penokohan:
1. Rizky
2. Bu Inah       (Ibu Rizky)
3. Bayu
4. Ady
5. Mitha
6. Vita
7. Vito
8. Pak Budi     (Kepala Sekolah)
9. Pak Amin    (Ayah Bayu)
10. Dokter


Pagi hari seperti biasa sebelum berangkat sekolah Rizky meminta uang saku kepada ibunya.

Rizky               : ”Bu ! Ibu ! Minta uang saku !” (dengan suara kerasnya)
Ibu                   : “Iya nak sebentar.” (sambil membuat adonan kue)
Rizky               : “Cepetan bu jangan lama-lama aku sudah terlambat sekolah !!”
(membentak ibunya)
Ibu                   : “Iya nak sebentar, ibu sedang membuat kue untuk jualan nanti.”

Rizky yang sudah tidak sabar langsung menghampiri ibunya yang sedang membuat kue di dapur.

Rizky               : “Cepetan mana uang sakunya, aku sudah terlambat !” (menyodorkan
                          tangan ke ibunya)
Ibu                   : “Ini nak.” (mengeluarkan uang sepuluh ribu)
Rizky               : “Apa-apaan ini cuma sepuluh ribu, kurangbu !” (membentak ibunya)
Ibu                   : Uang ibu hanya segitu nak, seharusnya kamu bersyukur ibu masih
                           bisa memberi uang saku meskipun sedikit.”
Rizky               : “Alah tidak usah ceramah bu, aku bosan mendengarkannya !!”
(membentak ibu kemudian pergi meninggalkannya)
            Sesampainya di sekolah, Rizky dan Bayu berdiri di depan kelas untuk menjahili teman-temannya.

Rizky               : (menyelonjorkan kaki di depan pintu kelas)
Ady                 : (terjatuh) “Aduh, kamu sengaja menjegal kakiku !”
Rizky               : “Kalau iya kenapa? Berani kamu !” (nada membentak)
Ady                 : “Enggak kok, tapi kenapa kamujahilin aku?”
Rizky               : “Terserah aku dong mau jahilin siapa, iya gak Bay?” (tertawa sinis)
Bayu                : “Iya dong jelas. (tertawa terbahak-bahak)
Ady                 :  (pergi meninggalkan mereka dengan wajah murung)

            Saat jam istirahat semua anak berlarian keluar kelas, namun tiba-tiba terjadi kegaduhan di dalam kelas.

Analisis Novel "Cinta Adelia"

                   I.            IDENTITAS
Judul               : Cinta Adelia
Penulis             : Ajeng
Penerbit           : Cahaya Atma Pustaka
Tahun Terbit    : 2015
Tebal               :  140 halaman

                II.            SINOPSIS
Adelia dan Andre yang sama-sama single menjadi dekat karena sebuah kejadian, dimana Adelia mengobati luka Andre akibat berkelahi dengan kekasih Mitha.Kedekatan mereka terusik saat mantan kekasih mereka kembali hadir.
Mitha mantan kekasih Andre menginginkan Andre kembali kepadanya, dan ia bahkan menganggap Adelia sebagai saingannya. Padahal Adelia sendiri merasa tidak ingin bersaing dengan Mitha, karena Adelia sendiri belum bisa memahami perasaannya kepada Andre.
Akhirnya hubungan Andre dan Adelia semakin rumit saat Andre menyampaikan perasaannya pada Adelia, bahwa ia menyayangi Adelia lebih dari sekadar teman biasa. 
Namun di waktu yang sama, masa lalu Adelia yang pernah melukainya muncul kembali dan berusaha menemui Adelia. Padahal Adelia sendiri tidak ingin bertemu dengan Robby, mantan kekasihnya itu. Lantas bagaimana hubungan Adelia dan Andre? Berkembangkah atau berakhirkah?

             III.            ANALISIS NOVEL
Novel Cinta Adelia karya Ajeng dapat menginspirasi pembaca dengan adanya unsur-unsur yang membangun dari dalam maupun dari luar. Unsur yang membangun dari dalam adalah unsur intrinsik, sedangkan unsur yang membangun dari luar adalah unsur ekstrinsik. Dalam analisis ini novel Cinta Adelia saya singkat menjadi (CA) didalam kutipan.
Novel Cinta Adelia karya Ajeng dapat dianalisa dari berbagai unsur. Adapun unsur-unsur tersebut adalah :


Cerpen

ASA GADIS PINGGIRAN



Bel tanda masuk berbunyi, Dara bergegas masuk kelas karena jam pertama adalah pelajaran favoritnya. “Anak-anak hari ini kita akan membahas tentang cita-cita, coba tuliskan serta berikan alasan kenapa kalian ingin menjadi seperti itu pada selembar kertas.” Ucap bu Sovi. Satu hal yang ada dalam pikiran Dara, ia ingin menjadi seorang penulis yang akan dikenal dan dikenang banyak orang karena karya-karyanya pasti akan sangat menyenangkan.
“Cita-citaku ingin menjadi penulis, menurutku menjadi seorang penulis sangat menyenangkan. Aku bisa meluapkan perasaan yang mungin tidak bisa diungkapkan pada kebanyakan orang melalui rangkaian cerita dalam sebuah tulisan. Selain itu aku juga ingin hasil karyaku dijadikan sebuah buku, bukankah sangat menyenangkan jika aku bisa melihat karya-karyaku berjejer rapi di rak beberapa toko buku. Menjadi seorang penulis adalah impian yang harus diwujudkan, tidak peduli bagaimana keadaanku sekarang, aku akan terus berjuang untuk meraihnya!”. Dara tersenyum puas dengan tulisan yang ia tulis diselembar kertas. Setelah selesai Dara segera mengumpulkan kertas itu pada bu Sovi.
Beberapa hari kemudian bu Sovi kembali mengajar di kelas Dara, beliau membagikan lembaran-lembaran tugas itu. “Dara.” Ucap bu Sovi.Dengan langkah penuh semangat Dara menghampiri bu Sovi lalu mengambil selembar kertas tulisannya. Alangkah terkejutnya saat ia melihat ada tulisan merah pada lembar tugasnya, disana bu Sovi menuliskan “Jangan bermimpi terlalu tinggi, kamu harus sadar kamu ini siapa, sekolah gratis saja seharusnya sudah bersyukur kok ini ingin jadi seorang penulis terkenal”.
Dara langsung berlari sambil menangis meninggalkan meja bu Sovi, dalam benaknya berkecamuk antara marah, sedih bahkan kecewa. Guru yang selama ini ia hormati ternyata tega sekali mematahkan semangatnya.Dara memang terlahir sebagai manusia yang kurang beruntung,  ia berasal dari keluarga pemulung yang hidup di pinggir sungai. Sejak kedua orang tuanya meninggal, sepulang sekolah ia mengumpulkan barang-barang bekas kemudian menjualnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Analisis Puisi Derai-Derai Cemara

Derai-Derai Cemara
Karya Chairil Anwar

Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan ditingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah berapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada satu bahan
Yang bukan dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda kekalahan
Tambah terasing dari cinta sekolah rendah
Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah

 

Honey Bunny Template by Ipietoon Cute Blog Design